Surat Cinta Untuk Saya


Saya baru menyadari setelah memasuki tahun ketiga - menjadi individu yang sendiri adalah sesuatu yang luar biasa. Bagaimana luar biasa? Gampangnya adalah ya luar biasa bebas, ya luar biasa kesepian, luar biasa horny, luar biasa senang, luar biasa sedih, semua jadi serba luar biasa. Satu hal yang paling pasti adalah menjadi luar biasa paham dirimu sendiri.


Saat bersama seseorang, seluruh dunia rasanya remang-remang, seseorang itu selalu ada di bawah spotlight dalam hidup. Sorotan paling terang ada padanya. Saya baru sadar, menurut saya hal tersebut bukan hal yang adil. Baik untuk saya sendiri maupun seseorang itu.

Kita tidak seharusnya menjadikan seluruh dunia jadi remang-remang, begitu juga sebaliknya, tidak seharusnya seseorang itu jadi paling yang tersorot. Sekarang saya paham, mencintai tidak seharusnya begitu. Idealnya adalah kalian berdua bersama dunia sama-sama terang. Tidak juga seklise berharap cinta kalian berdua yang menerangi dunia. Tapi tentang menjadi sama-sama terang.

Jika konsep mencintai itu adalah sesuatu kerelaan untuk memberi tanpa mengharap imbalan apa-apa, saya setuju. Jika konsep mencintai itu adalah mau bersama tanpa berniat mengubah apa-apa dalam diri pasangan, saya setuju. Jika konsep mencintai adalah bisa saling diandalkan tanpa menggantungkan diri satu sama lain, saya setuju.

Di tahun ketiga ini saya banyak belajar bahwa perasaan itu memang sulit dikontrol, bukan tidak bisa, oh sungguhlah bisa, hanya sulit. Perasaan apapun itu. Termasuk mencintai. Saya ingin bisa mencintai dengan kesadaran, dan bagi saya kuncinya adalah hidup dengan kesadaran. Mungkin itu ilmu yang paling sulit selain sabar dan ikhlas. Yang semuanya masih saya pelajari di level 1.

Saya ingin belajar hidup secara sadar dengan lebih baik. Saya ingin belajar mencintai secara sadar dengan lebih baik. Saya ingin hidup dan mencintai dengan paripurna. Semuanya bagi saya harus dimulai dari menjadi hidup dan mencintai diri sendiri.

Kepada diri saya sendiri,
Maafkan saya yang selama ini telah bersikap tidak adil,
Maafkan saya yang selama ini kurang rela dalam memberi,
Maafkan saya yang selama ini belum bisa menerima seadanya,
Maafkan saya yang selama ini tidak dapat diandalkan.

Dan terima kasih telah belajar dan mencoba.  

Selamat memasuki tahun ketiga belajar dengan kesadaran.

Love,

M.

Comments

Post a Comment

Popular Posts