Aku dan Cita-Cita

menemukan ini di dermaga Torre de Belem, Lisbon

Sadar atau enggak, sejak kecil kita selalu dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan sulit. Misalnya, “besok kalau gede mau jadi apa?”, “mau ikut Ayah atau ikut Mama?”,  “coba hitung es yang mencair ketika Anna yang beratnya 52kg bermain ice skating dengan kecepatan 40km/jam dengan ukuran sepatu 38”. Sulit bukan.

Tapi disini aku tidak akan mencoba menghitung pertanyaan es yang mencair dari soal ujian Fisika saya ketika kelas 1 SMP ataupun menjawab pertanyaan orangtua diambang krisis ketika anaknya berusia 10 tahun itu.

Coba ingat, usia berapa kamu mulai ditanya “besok gede mau jadi apa?” ala Susan dan Ria Enes.

Aku juga nggak ingat, tapi aku mencoba mengingat-ingat apa cita-cita pertamaku. Kalau nggak salah ya, kalau nggak salah nih…

Kalau kutanya Ibuku, dulu waktu masih piyik, jawabanku aku pengen jadi dokter. Tapi aku ragu, itu jawabanku atau jawabanku yang cosplay sebagai Susan, yang kepengen pinter, biar jadi dokter. Njus.. njus.. njus..

Ketika SD aku mau jadi pembuat komik. Ya aku suka menggambar waktu itu. Dan suka banget baca komik. Mau Doraemon, Legenda Naga, Kariage Kun, Kobo-chan, juga lainnya, yang mostly sudah hilang saat aku buka persewaan buku – ini sudah pertanda aku nggak bakat bisnis. Aku lumayan sering doodling tapi lebih sering membaca komik. Sambil diselingi baca buku ASBAK – ada yang ingat? Iya singkatan dari Asal Tebak. Tapi sepertinya aku nggak serius dengan cita-cita itu.  

Ketika SMP aku ingat banget mau jadi pemain bola. Kutuliskan itu di formulir pendidikan dari sekolahku. Saat itu jamannya Captain Tsubasa, aku potong rambut seperti belio, lengkap pakai gel rambut biar jigrak ke belakang. Aku juga jadi penggemar berat David Beckham kala itu, saat Beckham masih di Manchester United. Selalu giat saat pelajaran olahraga terutama jika waktu itu bermain sepakbola, aku langsung ambil posisi jadi Kapten sekaligus striker. Di sela-selanya aku suka nggambar desain graffiti dengan temanku. Tapi lagi-lagi aku nggak serius sama cita-cita ini.

Masuk SMA, aku mulai tertarik dengan dunia komunikasi. Ikutan ekskul majalah dinding dan sempat diberikan beasiswa belajar siaran radio. Waktu itu aku ingin jadi penyiar atau jadi desainer. Random banget emang, tapi aku juga tertarik dengan seni desain. Terutama desain produk. Kali ini aku cukup serius. Jurusan kuliah yang kupilih pun Ilmu Komunikasi (dan Antropologi Budaya), Alhamdulillah lolos. Aku juga hampir mendaftar ke institut seni, tapi untungnya nggak jadi. Hehehehe kalau jadi makin lama lulusnya.

Ketika masuk kuliah, aku kuliah seadanya, yaaaa gini-gini aja, nggak ikutan UKM atau kegiatan ekstra di kuliah lainnya, nggak ikut pertukaran pelajar, nggak pernah ikut lomba, nggak cari beasiswa, nggak belajar benr-bener juga nggak, ya pokoknya mahasiswi biasa aja. Waktu kuliah aku ambil konsentrasi media massa.

Selama kuliah aku lumayan banyak teman-teman yang datang dari latar belakang kesenian. Aku jadi ikutan pengen jadi seniman tipis-tipis. Aku suka fotografi. Jadi aku banyak motret, analog maupun digital. Beberapa kali juga ikutan pameran secara kolektif, di kampus sendiri, kampus orang lain dan galeri-galeri kenalan teman-teman.

Lulus kuliah aku nggak jadi fotografer. Nggak jadi seniman. Nggak jadi pesepakbola. Nggak jadi komikus. Ataupun jadi dokter.

Aku sekarang kerja di Pelabuhan jadi salah satu tim Komunikasi Korporasi mereka. Tugasnya sedikit banyak ya dipelajari pas kuliah, walaupun waktu itu aku nggak banyak belajar soal hubungan masyarakat, lebih sering hubungan mas-mas. Selama disini juga mau nggak mau nyemplung buat ngerjain banyak event. Mau event olahraga, buka puasa, press conference, media gathering. Hadeh. Bisa kok buka EO ini.

Apa aku pernah mengira? Enggak.

Apa ini yang aku inginkan? Aku nggak tau.

Tapi apa aku suka pekerjaan ini? Suka? I love it!

Jika sekarang ditanya apa yang kuimpikan? Aku ingin tinggal di pinggiran kota, punya rumah kecil dengan dua kamar, dapur yang cukup luas, yang pasti kucing-kucingku bisa lari-larian, ada laki satu boleh, halamannya luas untuk bercocoktanam, aku ingin jadi petani – ya petani erben gitu. Nanem sawi, singkong, cabe, tomat, kangkung, bawang, pokcoy, sama bunga-bunga mawar, ya gitu kira-kira.       

Nggak, nggak pengen jadi menteri. Atau stafsus. Apalagi anggota DPR. Nggak.     

Comments

Popular Posts