Membuat Tulisan

(Ceritanya foto ilustrasi sama tulisan nyambung)

Sudah menuju penghujung #31HariMenulis, aku selalu merasa tulisanku ambyar. Apa karena aku udah kebiasaan bikin tulisan korporat ya? Jadi garing, antara nulis yang agak mendayu-ndayu atau yang singkat padat macam brownies bantat. Kebiasaan nulis press release, CEO Direction, atau caption media sosial kantor, tulisanku jadi berasa nggak rileks, image-nya yang bagus-bagus terus, branding terus, pakai petuah-petuah, hahaha. Kesel.

Ya, tapi itu memang tujuan utamaku ikutan #31HariMenulis adalah biar melatih untuk menulis di hari-hari santai, yang lucu-lucu, yang asik-asik aja, yang mungkin tiap hari kejadian tapi nggak semua orang sadar. Ya jadi semacam cerita harianku, lagi banyak kepikiran apa hari itu.

Tapi ya, kalau aku sehari-hari nggak jauh-jauh kepikirannya, kalau nggak makanan, kapan bisa jalan-jalan, urusan kantoran, atau hiburan (baca : kucing). Hehehe.. tapi bener lho, seperti hari ini, aku seharian kepikiran makanan terus.

Bawaannya laper melulu, tapi emang sejak pagi baru makan besar sekali. Tapi terus konsumsi minuman gula-gula seharian. Payah deh. Kalau udah gini pasti artinya aku sudah masuk masa PMS. Bener di hari-hari normal aku memang suka makan, tapi kalau masa PMS gini, hadeh, nambahnya aneka dessert. Ngidam ini, ngidam itu. Hamil kagak, gendut iye.

Jadi apa rencanaku setelah #31HariMenulis berakhir besok? Aku nggak tau. Mungkin aku akan terus menulis setiap hari. Mungkin aku akan menulis seingatku dan seluangnya waktuku. Atau mungkin aku tidak akan mengisi blog ini lagi sampai nanti #31HariMenulis 2021.

Hehehe

Aku ngga mimpi-mimpi bikin tulisan reportase berat kok, atau mimpi-mimpi bikin novel romansa, atau mimpi-mimpi nulis yang bikin orang jadi “UHWAW GILAH, DIA INSPIRESYENKU”, enggak.

Aku hanya baru sadar kalau menulis selalu jadi mediumku yang paling tepat untuk bercerita keseharianku, untuk membagi buah pikirku, untuk menyampaikan apa yang sulit disampaikan lisan.

Suatu hari ketika orangtuaku bertengkar, kala itu aku masih di sekolah dasar. Aku sedih dan marah karena takut akan terjadi apa-apa. Entah bagaimana lalu aku menulis surat yang kuselipkan di pintu kamar orangtuaku. Sedikit banyak isinya memohon agar mereka berbaikan, dan…mengancam untuk pergi dari rumah.

Syukurlah, paginya mereka berbaikan, mungkin kasihan. Tapi nggak masalah, seenggaknya kupikir suratku cukup bertuah.

Ya begitulah. Tulisan seringkali membantuku di saat-saat sulit. Seperti saat melepaskan kemarahan ketika beranjak ABG, atau saat membuat e-mail kutukan untuk mantan pacar brengsek. Menulis setidaknya bikin lega. Termasuk ketika menulis to-do list belanja bulanan.

Ok, karena aku lapar (lagi), aku sudahi dulu ya. Sampai besok!







  

Comments

Popular Posts